Tulisan singkat untuk mengingatkan diri saya akan pelajaran berharga saat harus naik pesawat terbang dari Soekarno-Hatta ke Semarang pada tanggal 11 Juli 2015 kemarin.

Penerbangan yang boleh dibilang paling tidak nyaman dalam hidup saya karena sebelum terbang, saya mendapat kabar bahwa salah satu teman komunitas meditasi, Mbak Natalie, mengalami pecah pembuluh darah otak dan harus masuk RS. Puji Tuhan, kemudian beliau berhasil sadar. Saat tulisan ini dibuat, 20 Juli 2015, beliau sedang dalam perjalanan panjang pemulihan diri. Cepat pulih ya, Mbak!!!

Kembali ke pelajaran yang saya petik saat terbang pada pukul 18.00 WIB dari Soekarno Hatta. Kebetulan saya mendapat seat di sisi jendela. Bukan tempat favorit saya. Bagi mereka yang kenal saya, saya memang tidak menyenangi ketinggian, walaupun tidak tergolong fobia, tapi ketinggian bukanlah sesuatu yang saya senangi.

Dan mulailah pesawat meluncur kencang di landasan pacu. Saya masih bergelut dengan kekuatiran akan kondisi Mbak Natalie dan sekarang ditambah saya duduk dekat jendela dan menyaksikan pesawat terangkat. Terasa jantung berdegup lebih kencang dari biasanya. Ya, ketakutan saya akan ketinggian tiba-tiba terasa memuncak. Saya memalingkan kepala dari jendela dan menatap lurus ke kursi depan.

Pesawat semakin terangkat, dan saya merasa semakin tak karuan. Di saat itu, saya teringat pelajaran pertama saat meditasi, “Tarik napas panjang, buang napas perlahan.” Dan tiba-tiba, saya ingin melihat ke samping, ya melihat ke arah jendela. Keinginan yang aneh, karena saya kan sedang takut ketinggian.

Dan saya menengok ke arah jendela, dan sesuatu yang cukup ajaib terjadi. Alih-alih makin takut atau panik, saya malah mengagumi keindahan pemandangan di luar. Melihat titik-titik cahaya lampu kota Jakarta, dan ketakutan, kepanikan, kecemasan saya menghilang. Dan saya mengucap syukur dalam hati, “Pemandangan yang indah!”

Alhasil sepanjang perjalanan, saya tidak terganggu lagi oleh rasa takut berlebihan, walaupun saya tetap menyimpan kekuatiran akan kondisi Mbak Natalie. Syukurlah beliau pun akhirnya bangun dari komanya.

 

Pelajaran yang bisa saya petik adalah

  • Look at the bigger picture; kadangkala kita begitu terpaku pada satu hal sehingga melupakan gambar besarnya yang begitu indah.
  • Meditasi dapat membantu di saat-saat tidak mungkin ada bantuan dari luar; ya, berkat meditasi singkat tersebut, saya “dituntun” untuk mengatasi ketakutan tersebut dengan cara yang bisa dibilang aneh.
  • Face your fear; ketakutan memang harus dihadapi. Andai saja, saya tetap menutup mata dan positive thinking, mungkin selamanya saya akan ketakutan.

Ya, demikian catatan singkat pengingat diri untuk hari ini.