Setelah memperkenalkan Ananda’s Neo Zen Reiki, sekarang saya akan sharing sedikit pengalaman saya terkait manfaat-manfaat yang saya dapatkan dan pengalaman saat memberikan terapi Reiki kepada beberapa klien. Filosofi Ananda’s Neo Zen Reiki yang memandang kesehatan sebagai sesuatu yang holistik, sangat menarik untuk kita bahas sedikit terlebih dahulu.

Kesehatan holistik adalah kesehatan yang menyeluruh, utuh pada pribadi manusia. Filosofi Ananda’s Neo Zen Reiki sebagaimana filosofi dalam Yayasan Anand Ashram yang didirikan Bapak Anand Krishna, memandang bahwa manusia terdiri dari beberapa lapisan kesadaran, secara, silakan baca d berturut-turut dari yang paling kasar sampai ke yang paling halus adalah FISIK – ENERGI – MENTAL/EMOSIONAL – INTELENJENSIA – SPIRITUAL. Untuk lebih lengkap tentang penjelasannya, silakan baca di “Seni Memberdaya Diri 1 – Meditasi Untuk Manajemen Stress & Neo Zen Reiki untuk Kesehatan Jasmani dan Rohani” karya Bapak Anand Krishna.

Saya akan berbagi beberapa kasus yang pernah saya tangani sebagai terapis Ananda’s Neo Zen Reiki. Semoga dapat memberikan inspirasi dan wawasan bagi rekan-rekan pembaca.

Lutut Papa bebas Sakit Asam Urat

Papa saya adalah orang yang bisa dikatakan cukup kritis dan cukup skeptis terhadap segala sesuatu yang baru. Beliau akan menganalisa terlebih dahulu, berdiskusi, dan biasanya meminta bukti yang tegas akan efektivitas suatu hal sebelum menerimanya.

Bertahun-tahun selama saya menjadi praktisi Ananda’s Neo Zen Reiki, nyaris tidak pernah saya mendapatkan kesempatan untuk memberikan terapi pada Papa, kecuali pada satu kesempatan saat Mama meninggal di tahun 2006. Saat itu karena dada kiri Papa nyeri, saya memutuskan langsung memberikan terapi dan efeknya cukup meringankan nyeri dada tersebut.

Pada tahun 2012 kemarin, saat saya pulang ke Pontianak untuk liburan Imlek, saya melihat kondisi lutut Papa yang tidak terlalu baik. Papa memang mengidap penyakit asam urat, yang jika kambuh, persendiannya selalu bermasalah. Biasanya hanya persendian tangan, tetapi kali ini sepertinya menyerang ke lutut. Obat andalan menurunkan asam urat, sudah diminum tetapi sepertinya belum ada efek nyata. Papa kesulitan berlutut, padahal tiap pagi dan sore Papa memiliki rutinitas berdoa dengan posisi berlutut. Bisa dibayangkan betapa sulitnya.

Di malam terakhir saya akan pulang ke Bandung, saya akhirnya memutuskan untuk menawarkan terapi pada Papa. Dan jawabannya cukup mengagetkan dan menggembirakan saya karena Papa bersedia diterapi. Akhirnya malam itu saya memberikan full-body therapy, terapi penuh pada Papa pada sekitar pukul 22.00 WIB. Selesai terapi, Papa pun langsung tidur.

Esok harinya, sekitar pukul 07.00 WIB, Papa mengantar saya ke Bandara Supadio. Dan selama perjalanan, saya menanyakan pada Papa tentang kondisinya. Papa menjawab bahwa lututnya sudah tidak terasa sakit! Akan tetapi, entah kenapa, beliau merasakan bahwa badannya terasa sangat lelah, seakan seperti habis melakukan pekerjaan berat. Pikir saya, ok, mungkin terjadi perbaikan masif dalam tubuh untuk membersihkan timbunan asam urat.

Beberapa hari kemudian, saya menelpon Papa untuk menanyakan kondisi lutut beliau. Dan, jawabannya sungguh menggembirakan! Lutut Papa sudah bebas dari sakit akibat asam urat! Wow!

Saya pun memikirkan ulang, apa sebenarnya yang terjadi dengan perasaan lelah tersebut? Mengapa justru terasa lelah setelah terapi padahal biasanya klien merasakan segar yang luar biasa?

Saya mengaitkan hal ini dengan metabolisme dalam tubuh Papa. Besar kemungkinan, pada saat tersebut, metabolisme tubuh Papa melakukan upaya detoksifikasi dan pembuangan asam urat. Akibatnya tentu saja pada saat istirahat, tubuh malah bekerja keras membersihkan racun asam urat sehingga Papa merasa lelah.

Anyway, pengalaman tersebut membuat Papa percaya dengan terapi Ananda’s Neo Zen Reiki dan yang terpenting, lutut beliau jarang sekali sakit lagi (tentu saja, saya selalu menasihati beliau untuk menjaga pola makan agar tidak terulang lagi masalah timbunan asam urat).

Kisah berikutnya di posting berikutnya ya…