Rabu, 16 Juli 2014
Lagi-lagi ada sesi rileksasi yang mendadak! Kali ini karena saya berkunjung ke Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia (Kemenakertrans RI) di Gatot Subroto. Awalnya hanya untuk audiensi dan presentasi, tetapi ternyata berlanjut ke sesi rileksasi dan bahkan stage hypnosis.
Bermula dari audiensi sekitar pukul 10.00 WIB, dimana saya menjelaskan tentang program-program pemberdayaan diri dan soft-skill yang dimiliki oleh Neo Self Empowerment (PelatihanNSE.com). Sebagai manajer dari PelatihanNSE.com, memang tanggung jawab saya untuk memperkenalkan program-programnya kepada klien serta memberikan edukasi pemberdayaan diri.
Nah! Saat audiensi tersebut, sang Ibu (yang namanya tidak saya sebutkan karena saya belum meminta izin beliau untuk mencantumkan nama – mohon maklum ya, teman-teman), menanyakan apakah saya bisa memberikan satu sesi rileksasi. Alasannya, “Mas, bolehkah dicoba dulu metodenya? Singkat saja. Terlebih sekarang teman-teman di kantor sedang cukup tinggi beban pekerjaan dan stressnya.” Saya menyanggupi asalkan disediakan ruangan yang memadai dan waktu sekitar 30 menit.
Maka, singkat cerita, ruangan dipersiapkan dan rekan-rekan kerja sang Ibu pun dikumpulkan di ruang rapat. Dan dimulailah sesi rileksasi tersebut. Saya memberikan beberapa tips sederhana untuk rileks dengan mengatur nafas dan dipandu dengan auto-suggestion, setelah itu sesi rileksasi pun dimulai. Maka saya putarkan musik instrumental selama 10 menit, dengan dipandu sugesti dari saya. Dan apa hasilnya?
“Lebih rileks, Mas. Pundak saya tidak terlalu tegang lagi.” “Kok jadi ngantuk ya sekarang?” “Ini boleh dilakukan sering-sering?”
Ya, demikian kira-kira komentar dari rekan-rekan yang mencoba. Memang begitu rileks terasa dalam 10 menit dan rasanya jadi agak mengantuk. Tidak heran, karena bagi yang belum terbiasa melakukan meditasi atau rileksasi, tubuh akan menafsirkan keadaan rileks sebagai keadaan siap-siap untuk tidur. Sebenarnya, itu dikarenakan hormon-hormon rileksasi dan syaraf-syaraf parasimpatik bekerja.
Lanjut ke Stage Hypnosis
Ya, ternyata setelah sesi selesai, sang Ibu bertanya, “Bener ga sih bisa dilakukan hipnotis secara cepat seperti di tayangan televisi, Mas? Bisa ga sih dikorek-korek semua informasinya?” Wah, saya harus menjelaskan panjang-lebar tentang hipnotis pada sang Ibu (nanti saya bahas di tulisan lain).
Singkatnya, saya akhirnya mencoba pada salah satu rekan kerja sang Ibu. Mas Lucian bersedia menjadi subjek stage hypnosis saya. Maka saya pun melakukan di kantor (sambil diperhatikan, direkam, dan diberikan tepuk tangan. Hahaha). Dan tentu saja saya tidak tega mengerjai Mas Lucian. Hahaha! Sayangnya saya tidak bisa mengambil foto saat stage hypnosis tersebut (wong saya yang memberikan hipnotis).
Lagi-lagi, ini pengalaman menarik dan baru bagi siap.
Pesan moral: Siap sedia setiap saat! Karena kita tidak tahu kapan ada yang meminta terapi.
Recent Comments