Akhirnya saya menulis lagi di www.haryadi.net

Kali ini tulisannya tidak serius. Sekedar buat renungan pribadi saya.

Ada saja alasan untuk tidak menulis. Entah karena sibuk jadi panitia, sibuk mengisi pelatihan, sibuk mengetik draftnaskah, dan lain sebagainya. Katanya sih memang penundaan adalah setan yang paling luar biasa. Tunda saja terus, mumpung masih ada waktu. Sampai-sampai di luar negeri, kata “procrastination” alias penundaan menjadi begitu populernya, terutama di kalangan anak-muda dan mahasiswa.

Kalau dipikir-pikir, menunda memang kegiatan yang mengasyikkan pas dilakukan (catat: bukan pas merasakan akibatnya). Ada yang setuju dengan saya? Silakan acungkan tangan! Yak! Saya tahu banyak yang mengacungkan tangan. Atau masih belum mau mengaku? Hehehe.

Ini adalah pengalaman pribadi saya tentang penundaan:

PENUNDAAN 1: Menunda Pekerjaan dengan harapan ga akan ditagih!

Ini adalah penundaan yang banyak sekali dilakukan. Karena saya tahu bahwa pekerjaan tersebut memiliki tingkat kemungkinan ditagih yang sangat kecil, maka saya tunda sampai itu dilupakan! Mantap ga tuh? Tunda terus sampai sama-sama lupa (peringatan: jangan lakukan pada pasangan. Bisa-bisa Anda saling melupakan. Upsss).

Mungkin banyak yang berpikir, “Toh bagus kan. Karena kita tahu bahwa pekerjaan tersebut memang tidak penting. Jadi tunda saja pekerjaannya.”

Nah, inilah bahayanya mind alias pikiran manusia, ingat kata Mbah kita dulu, “alah bisa karena biasa” atau katanya Pak Anand Krishna, “segala sesuatu yang dilakukan 21 hari berturut-turut akan menjadi kebiasaan”.

Tak heran, menunda yang satu ini akhirnya akan membuat Anda menunda segala macam hal lain. (karena rata2 pekerjaan kita sehari-hari kan memang tidak pernah ditagih. Kebanyakan kan komitmen pribadi)

Ini baru 1 penundaan, saya masih punya pengalaman lain nih.

PENUNDAAN 2: Menunda karena Ada Hal Lain yang Lebih Penting!

Wooohhh!

Anda setuju dengan saya? Ada yang lebih penting lho! Jadi harus kita tunda dulu!

Contohnya: Saya menunda makan karena harus buru-buru mengetik artikel ini! Mantap dah! Kelihatannya okay banget kan? Intinya ada hal yang memang lebih penting sehingga hal yang kurang penting, perlu ditunda terlebih dahulu.

Yak! Ini sering banget jadi “alasan” penundaan yang saya lakukan. Kenapa saya beri tanda kutip di kata “alasan”, karena memang demikianlah yang terjadi.

Misalnya, saya menunda mengerjakan pekerjaan A karena ada pekerjaan B yang tiba-tiba diberikan pada saya dan harus segera beres. Maka dengan segera, saya selesaikan pekerjaan B. Begitu selesai pekerjaan B, nah mind atau pikiran saya dengan liciknya berkata, “Nah, A kan kurang penting, maka kita tunda dulu. B kan baru selesai.”

Wah! Wah! Wah! Inilah awal bencananya.

Masih belum cukup, ada penundaan lagi yang ketiga lho.

PENUNDAAN 3: Menunda karena Kurang Ini dan Kurang Itu

“Jadi begini, sebenarnya sih saya tidak mau menunda, cuma saya kurang anu, kurang sehat, kurang waras, kurang duit, kurang mood, kurang ajar, dan kurang …, kurang ….”

Ya, saudara-saudara, inilah orang yang kekurangan!

Mantap kan alasannya! Mind alias pikiran manusia memang super cerdas! Alasan-alasan selalu bisa dibuat untuk tidak melakukan sesuatu. Ada inilah, ada itulah. Kurang inilah, kurang itulah. Dan sebagainya, dan seterusnya.

Solusinya Bagaimana, Mas?

Nah! Ini pasti banyak yang tanya tips dan triknya!

Setelah saya menulis ketiga poin tadi tentang penundaan, saya tersadarkan juga bahwa ternyata penundaan itu diakibatkan juga oleh mind alias pikiran manusia. Hmmmm. Alasan no 1 – 2 – 3 kan semuanya masuk akal dan benar, tetapi kenapa lantas penundaan jadi kebiasaan??? Kayaknya mind alias pikiran ini saking hebatnya, alasan yang benar pun jadi “pembenaran” bagi penundaan.

Maka dari itu, saya sampai pada kesimpulan bahwa sepertinya mau-tidak-mau, suka-tidak-suka, mind alias pikiran manusia ini yang perlu diatur supaya penyakit penundaan bisa beres.

Bagaimana caranya? Saya memilih cara meditasi (coba cek http://www.anandashram.or.id/) untuk reprogramming mindalias pikiran saya ini. Mungkin ada yang bilang, “Lha? Apa manjur? Wong, meditasi kan duduk diam. Piye carane iso ngatasi penundaan?”

Sederhana jawaban saya: satu-satunya aktivitas yang bisa dilakukan untuk merekayasa mind sepertinya memang hanya meditasi. Coba saja dipikirkan, apa mungkin kita mengatasi penundaan dengan minum obat? Kan ga mungkin gitu lho.

Yak! Demikian tulisan saya sampai di sini. Lho? Kok cuma sampai di sini? Ya iya, wong meditasi kan bisa saya sebutkan sebagai solusi, lha kalau ga dilakukan, ya sama saja bohong toh. Silakan coba meditasi yak!